Mengisi awal bulan Syawal 1446 H, tradisi Lebaran trah kembali menjadi momentum penting bagi sejumlah keluarga besar untuk mempererat tali silaturahmi. Salah satunya dilakukan oleh Keluarga Besar Eyang Ema Ahmi dan Keluarga Besar Eyang Aki Nata, yang menggelar acara kumpul keluarga di wilayah Sumedang, Jawa Barat, sebagai bentuk menjaga nilai persaudaraan lintas generasi.
Lebaran trah merupakan kegiatan kumpul-kumpul keluarga besar dari satu garis keturunan, biasanya dari eyang buyut bersama. Dalam momen ini, seluruh anggota keluarga saling mengenal, bersilaturahmi, hingga mempererat hubungan setelah lama tidak bertemu.
Acara ini dihadiri oleh keturunan dan kerabat dari Eyang Ema Ahmi dan Eyang Aki Nata. Tidak hanya generasi tua, tetapi juga generasi muda yang menjadi pewaris nilai-nilai luhur kekeluargaan.
Diselenggarakan di Sumedang, pada hari-hari awal bulan Syawal 1446 H atau bertepatan dengan momen libur Idulfitri 2025. Tempat tersebut dipilih karena merupakan lokasi yang strategis dan penuh nilai sejarah bagi keluarga besar.
Tradisi ini memiliki makna mendalam dalam menjaga jalinan kekeluargaan dan nilai Islam, khususnya pentingnya silaturahmi. Dalam ajaran Islam, silaturahmi diyakini dapat memanjangkan umur dan melapangkan rezeki. Namun, menjaga persaudaraan bukan tanpa tantangan. Salah satu penghalang terbesarnya adalah ghibah—perilaku membicarakan keburukan orang lain yang dilarang dalam Islam dan dapat merusak keharmonisan keluarga.
Melalui kegiatan seperti ini, keluarga besar diingatkan untuk saling menghargai, menjaga adab, serta menghindari perilaku negatif seperti ghibah. Para tokoh keluarga juga menekankan pentingnya meneruskan tali persaudaraan agar jangan sampai “mati obor”—hilang jejak dan ingatan antarkeluarga.
Acara berlangsung dalam suasana hangat dan kekeluargaan, dilengkapi dengan tausiyah singkat, doa bersama, makan bersama, serta sesi perkenalan antaranggota keluarga dari berbagai daerah. Kegiatan ini diharapkan menjadi titik awal yang memperkuat ikatan, bukan hanya secara darah, tetapi juga dalam semangat dan nilai kehidupan.
[RED] Edi Sunjaya
0 Komentar